Pages

Rabu, 18 Desember 2013

Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

Haiii! sebenernya ini adalah classmeeting hari ke-4,tapi karena malesku ga ketulungan jadi aku ngga berangkat. heheu. Daripada nganggur di rumah gajelas gini,aku mau posting materi sosiologi tentang Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian. Ngga tau juga aku posting materi ini sesuai silabus atau ngga. Simak yaw. 
A. Sosialisasi 
1. Pengertian Sosialisasi
Hei? pasti kalian pernah kan denger kata sosialisasi? Seringkali ngucapin juga kan? Sebenernya apa to itu sosialisasi? Secara sederhana,sosialisasi itu artinya bergaul. Nah dari pergaulan tsb akan dipelajari nilai,norma,dan pola perilaku individu/kelompok. Lambat laun nilai dan norma tsb akan diserap sbg kepribadian suatu individu/kelompok. Lalu,bagaimana nih pendapat para ahli tentang arti sosialisasi? 
1). Charlotte Buhler
--> Sosialiasi adalah proses yang membantu individu2 belajar dan menyesuaikan diri terhadap bagaimana cara berpikir kelompoknya,agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
2). Koentjaningrat
--> Sosialisasi adalah seluruh proses dimana seorang individu sejak masa kanak-kanak sampai dewasa,berkembang,berhubungan,dan menyesuaikan diri dengan individu lain yang hidup dalam masyarakat sekitarnya. 
3). Irvin L. Child

--> Sosialisasi adalah segenap proses yang menuntut individu mengembangkan potensi tingkah laku aktualnya yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi kebiasaan serta sesuai dengan standar dari kelompoknya.
4). Peter L. Berger
--> Sosialisasi adalah proses belajar seorang anak yang ingin menjadi anggota yang berpartisipasi di masyarakat.
Nah,dari pengertian yang dikemukakan para ahli tsb kalian dapat menyimpulkan apa? Hemm.. Jadi,sosialisasi itu adalah proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati  norma dan nilai masyarakat tempat ia menjadi anggota,sehingga terjadi pembetukan sikap untuk berperilaku sesuai dengan tuntutan atau perilaku masyarakatnya. 

Pernah ngga kalian berpikir? sosialisasi itu buat apa to? Tujuannya apa? Sekarang kalian ngga usah bingung lagi yaaa,ini nih tujuan dari sosialisasi.

2. Tujuan Sosialisasi
~ Memberi keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan seseorang.
~ Mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif dan efisien.
~ Mengetahui hal yang baik dan buruk dalam masyarakat.
~ Menanamkan nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat
Dari tujuan diatas, banyak juga kan manfaat dari sosialisasi? Maka dari itu,jangan sungkan-sungkan untuk bersosialisasi ;) 

3. Tahapan-Tahapan Sosialisasi 
Siksik,kalian nih bersosialisasi pasti ada tahapan-tahapannya to? Contohnya orang bribik itu yaa,sebelum bribik si doi kan pasti ada tahapan tahapannya. minta nomernya kek,stelah itu deketin dan berakhir dengan jadian. Nah,seperti halnya dengan sosialisasi. Dalam bersosialisasi ada tahapannya juga loo seperti yang dikemukakan oleh George Herbert Mead dalam bukunya yg berjudul Mind,Self,and Society from the Standpoint of Social Behaviorist (1972) berpendapat bahwa sosialisasi diklasifikasikan melalui tahap-tahap berikut ini :
a. Tahap Persiapan (Preparatory stage)

~ Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak
mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya.
b. Tahap Meniru (Play stage)

~ Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang
anak menirukan peran-peran yang dilakukan oleh orang
dewasa.
c. Tahap Siap Bertindak (Game stage)
~ Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan
digantikan peran yang secara langsung dimainkan sendiri
dengan penuh kesadaran.
d. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalizing stage)
~ Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah
dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara
luas.

Kenapa ya kok orang-orang bersosialisasi? Apakah ada faktor yang mempengaruhi orang sehingga bersosialisasi? Ada! Ini dia faktornya..

4. Faktor yang Memengaruhi Sosialisasi
a. Faktor Intrinsik
~  Faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang melakukan sosialisasi.
b. Faktor Ektrinsik
~ Faktor yang berasal dari pengaruh lingkungan di sekitarnya

5. Pola Sosialisasi
a. Sosialisasi Represif
~ Sosialisasi yang lebih menekankan penggunaan hukuman, terutama hukuman fisik terhadap kesalahan yang dilakukan anak.
Adapun ciri-ciri sosialisasi represif di antaranya adalah
sebagai berikut.
1) Menghukum perilaku yang keliru.
2) Adanya hukuman dan imbalan materiil.

3) Kepatuhan anak kepada orang tua.
4) Perintah sebagai komunikasi.
5) Komunikasi nonverbal atau komunikasi satu arah yang
berasal dari orang tua.

b. Sosialisasi Partisipatif
~ Pola ini lebih menekankan pada interaksi anak yang menjadi
pusat sosialisasi.

1) Memberikan imbalan bagi perilaku baik.
2) Hukuman dan imbalan bersifat simbolis.
3) Otonomi anak.
4) Interaksi sebagai komunikasi.
5) Komunikasi verbal atau komunikasi dua arah, baik dari
anak maupun dari orang tua

6. Media (Agen) Sosialisasi



a. Keluarga
~ Keluarga merupakan media sosialisasi yang pertama dan utama atau yang sering dikenal dengan istilahmedia sosialisasi primer.
b. Teman Sepermainan
~ Pada tahap ini anak
mempelajari aturan-aturan yang mengatur orang-orang yang kedudukannya sejajar. Dalam kelompok teman sepermainan, anak mulai mempelajari nilai-nilai keadilan.
c. Sekolah
~ Di sekolah seorang anak akan belajar mengenai hal-hal baru yang tidak ia dapatkan di lingkungan keluarga maupun teman sepermainannya. Selain itu juga belajar mengenai nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat sekolah.
d. Lingkungan Kerja
~ Dalam melakukan interaksi di lingkungan kerja, setiap orang harus menjalankan peranan sesuai dengan kedudukannya. Jadi,lingkungan kerja telah melahirkan peranan seseorang sesuai dengan jabatan atau kedudukannya yang memengaruhi tindakannya sebagai anggota masyarakat.
e. Media Massa
~ Pesan-pesan yang ditayangkan melalui televisi dapat mengarahkan masyarakat ke arah perilaku proporsional (sesuai dengan norma-norma masyarakat) atau perilaku antisosial.

7. Bentuk Sosialisasi
a. Sosialisasi Primer
~ Menurut Peter L. Berger dan Luckmann, sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga).
b. Sosialisasi Sekunder
~ Merupakan proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke
dalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Dalam sosialisasi sekunder, yang berperan adalah pihak-pihak di luar keluarga, seperti sekolah, teman sepermainan, media massa, dan lingkungan kerja.

Bentuk sosialisasi sekunder yang ada di masyarakat adalah resosialisasi dan desosialisasi.
v). Resosialisasi : Suatu proses sosialisasi di mana seseorang diberi identitas baru. Misalnya seseorang yang dirawat di rumah sakit jiwa mendapat identitas baru sebagai orang yang sakit jiwa.
v). Desosialisasi : Suatu proses sosialisasi di mana seseorang mengalami pencabutan identitas diri yang lama. Misalnya orang yang telah selesai menjalani masa hukuman dan menjadi anggota masyarakat kembali, maka identitasnya sebagai narapidana telah tercabut.

8. Tipe Sosialisasi 
a. Tipe Formal
~ Sosialisasi tipe ini terjadi melalui lembaga-lembaga yang berwenang menurut ketentuan yang berlaku dalam negara. Pada tipe sosialisasi ini, biasanya ada aturan-aturan yang sifatnya mengikat dan
harus dipatuhi oleh semua anggota lembaga, serta tidak dilandasi oleh sifat kekeluargaan.
b. Tipe Informal
~ Sosialisasi tipe ini terdapat di dalam masyarakat atau dalam pergaulan yang bersifat kekeluargaan, seperti antarteman, sahabat, dan kelompok-kelompok sosial yang ada di dalam masyarakat.

B. Pembentuk Kepribadian

Tentu kalian udah  ngga asing lagi dengan kata kepribadian kan? Kepribadian dimiliki seseorang melalui sosialisasi sejak ia dilahirkan. Lalu apa yang kalian tahu tentang kepribadian?
1. Pengertian Kepribadian
--> Sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang yang membedakan dengan orang lain. Ini nih pendapat para ahli tentang pengertian kepribadian
a. M.A.W Brower
~ Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang meliputi corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap-sikap seseorang.
b. Koentjaningrat
~ Kepribadian adalah suatu susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seseorang.
c. Theodore R. Newcomb
~ Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
d. Yinger
~ Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.
e. Roucek dan Warren
~ Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku seseorang.

Dari pengertian yang diungkapkan para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kepribadian adalah ciri dan sifat khas yang mewakili sikap seseorang yang mencakup pola pemikiran dan perasaan,konsep diri,perangai,dan mentalitas yang umumnya sejalan dengan kebiasaan umum.

2. Unsur dalam Kepribadian
a. Pengetahuan
--> Pengetahuan seseorang bersumber dari pola pikir yang rasional, yang berisi fantasi, pemahaman, dan pengalamanm mengenai bermacam-macam hal yang diperolehnya dari lingkungan yang ada di sekitarnya.
b. Perasaan
--> Perasaan merupakan suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang menghasilkan penilaian positif atau negatif terhadap sesuatu atau peristiwa tertentu.
c. Dorongan Naluri
--> Dorongan naluri merupakan kemauan yang sudah menjadi naluri setiap manusia.

3. Faktor yang membentuk kepribadian
a. Warisan Biologis
b. Warisan Lingkungan Alam
c. Warisan Sosial/Kebudayaan
d. Pengalaman Kelompok Manusia
e. Pengalaman Unik


Selain kelima faktor pembentuk kepribadian yang telah kita bahas di atas, F.G. Robbins dalam Sumadi Suryabrata (2003), mengemukakan ada lima faktor yang menjadi dasar kepribadian, yaitu sifat dasar, lingkungan prenatal, perbedaan individual, lingkungan, dan motivasi.

a. Sifat Dasar
--> Merupakan keseluruhan potensi yang dimiliki seseorang yang diwarisi dari ayah dan ibunya.
b. Lingkungan Prenatal
--> Merupakan lingkungan dalam kandungan ibu.
c. Perbedaan Individual
--> Perbedaan individu merupakan salah satu faktor yang memengaruhi proses sosialisasi sejak lahir.
d. Lingkungan
--> Lingkungan meliputi segala kondisi yang ada di sekeliling individu yang memengaruhi proses sosialisasinya.
e. Motivasi
--> Dorongan-dorongan, baik yang datang dari dalam maupun luar individu sehingga menggerakkan individu untuk berbuat atau melakukan sesuatu.

4. Teori-Teori Perkembangan Kepribadian
a. Teori Tabula Rasa
~ Pada tahun 1690, John Locke mengemukakan Teori Tabula Rasa dalam bukunya yang berjudul “ An Essay Concerning Human Understanding.” Menurut teori ini, manusia yang baru lahir seperti batu tulis yang bersih dan akan menjadi seperti apa kepribadian seseorang ditentukan oleh pengalaman yang didapatkannya. Teori tersebut tidak dapat diterima seluruhnya. Kita tahu bahwa setiap orang memiliki kecenderungan khas sebagai warisan yang dibawanya sejak lahir yang akan memengaruhi kepribadiannya pada waktu dewasa.
b. Teori Cermin Diri
~ Teori Cermin Diri (The Looking Glass Self) ini dikemukakan oleh Charles H. Cooley. Teori ini merupakan gambaran bahwa seseorang hanya bisa berkembang dengan bantuan orang lain. Ada tiga langkah dalam proses pembentukan cermin diri.
1). Imajinasi tentang pandangan orang lain terhadap diri seseorang, seperti bagaimana pakaian atau tingkah lakunya di mata orang lain.
2). Imajinasi terhadap penilaian orang lain tentang apa yang terdapat pada diri masing-masing orang. Misalnya, pakaian yang dipakai.
3). Perasaan seseorang tentang penilaian-penilaian itu, seperti bangga, kecewa, gembira, atau rendah diri.

Tapi di teori ini terdapat kelemahannya,yaitu Pertama, pandangan Cooley dinilai lebih cocok untuk memahami kelompok tertentu saja di dalam masyarakat yang memang berbeda dengan kelompok-kelompok lainnya. Kedua, teori ini dianggap terlalu sederhana. Cooley tidak menjelaskan tentang suatu kepribadian dewasa yang bisa menilai tingkah laku orang lain dan juga dirinya.

c. Teori Diri AntiSosial
~ Teori ini dikemukakan oleh Sigmund Freud. Dia berpendapat bahwa diri manusia mempunyai tiga bagian, yaitu id, superego, dan ego.
1). Id : Pusat nafsu serta dorongan yang bersifat naluriah, tidak sosial, rakus, dan antisosial.
2). Ego : Bagian yang bersifat sadar dan rasional yang mengatur pengendalian superego terhadap id. Ego secara kasar dapat disebut sebagai akal pikiran.
3) Superego:  Kompleks dari cita-cita dan nilai-nilai sosial yang dihayati seseorang serta membentuk hati nurani atau disebut sebagai kesadaran sosial.

d. Teori Ralph dan Conton
~ Setiap kebudayaan menekankan serangkaian pengaruh umum terhadap individu yang
tumbuh di bawah kebudayaan itu.

e. Teori Subkultural Soerjono Soekanto
~ Teori ini mencoba melihat kaitan antara kebudayaan dan kepribadian dalam ruang lingkup yang lebih sempit, yaitu kebudayaan khusus (subcultural). Dia menyebutkan ada beberapa tipe kebudayaan khusus yang memengaruhi kepribadian, yaitu sebagai berikut.
1). Kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
2). Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda
3). Kebudayaan khusus kelas sosial
4). Kebudayaan khusus atas dasar agama
5). Kebudayaan khusus atas dasar pekerjaan atau keahlian

5. Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian
a. Fase Pertama
~ Dimulai sejak anak berusia satu sampai dua tahun, ketika anak mulai mengenal dirinya sendiri. Pada fase ini, kita dapat membedakan kepribadian seseorang menjadi dua bagian penting, yaitu sebagai berikut.
v). Bagian yang pertama berisi unsur-unsur dasar atas berbagai sikap yang disebut dengan attitudes yang kurang lebih bersifat permanen dan tidak mudah berubah di kemudian hari.
v). Bagian kedua berisi unsur-unsur yang terdiri atas keyakinan-keyakinan atau anggapan-anggapan yang lebih fleksibel yang sifatnya mudah berubah atau dapat ditinjau kembali di kemudian hari.

b. Fase Kedua
~ Fase ini merupakan fase yang sangat efektif dalam membentuk dan mengembangkan bakat-bakat yang ada pada diri seorang anak. Fase ini diawali dari usia dua sampai tiga tahun. Fase ini berlangsung relatif panjang hingga anak menjelang masa kedewasaannya sampai kepribadian tersebut mulai
tampak dengan tipe-tipe perilaku yang khas yang tampak dalam hal-hal berikut ini.
v). Dorongan,Naluri,Emosi,Perangai,IQ dan bakat.

c. Fase Ketiga
~ Pada proses perkembangan kepribadian seseorang, fase ini merupakan fase terakhir yang ditandai dengan semakin stabilnya perilaku-perilaku yang khas dari orang tersebut.

Setelah kepribadian terbentuk secara permanen, maka dapat diklasifikasikan tiga tipe kepribadian, yaitu kepribadian normatif, kepribadian otoriter, dan kepribadian perbatasan.
v). Kepribadian Normatif
--> Kepribadian ini merupakan tipe kepribadian yang ideal, di mana seseorang mempunyai prinsip-prinsip yang kuat untuk menerapkan nilai-nilai sentral yang ada dalam dirinya sebagai hasil sosialisasi pada masa sebelumnya.
v). Kepribadian Otoriter
--> Tipe ini terbentuk melalui proses sosialisasi individu yang lebih mementingkan kepentingan diri sendiri daripada kepentingan orang lain.
v). Kepribadian Perbatasan
--> Kepribadian ini merupakan tipe kepribadian yang relatif labil di mana ciri khas dari prinsip-prinsip dan perilakunya seringkali mengalami perubahan-perubahan, sehingga seolah-olah seseorang itu mempunyai lebih dari satu corak kepribadian.




0 komentar:

Posting Komentar